Thursday, February 4, 2016

Resensi Novel Grey Sunflower


Guys, kali ini aku mau merekomendasikan tentang sebuah novel yang menurutku sangat bagus. Novel ini judulnya Grey Sunflower.



Grey Sunflower
By

Louise, si gadis pencinta bunga matahari, memutuskan melarikan diri ke Belanda untuk membuka lembaran baru setelah kematian cinta pertamanya, Davin. Di sana ia berniat melanjutkan kuliah dan melupakan segala hal yang berhubungan dengan cinta. Tetapi, takdir malah mempertemukannya dengan Ben, saudara kembar Davin. Perasaan Louise campur aduk, kenangan akan Davin menariknya kepada Ben.

Namun, seakan hidup Louise belum cukup membingungkan, takdir malah memperumitnya dengan menghadirkan kembali Gerard, pria yang juga pernah mengisi hidupnya dan telah beberapa tahun menghilang.
Dibayangi kenangan dan balutan kebimbangan, bisakah Louise menemukan Bunga Matahari-nya yang sejati?


------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Novel ini membuat para pembaca nya merasakan perasaan campur aduk yang sangat nyata. Membuat perasaan kita bahagia, terharu, tegang, wah bermacam-macam rasa hehehe.
Konflik-konflik di novel ini juga sangat tidak terduga.
Kisah novel ini tuh bener2 menggetarkan jiwa. Mungkin bagi orang yang mudah baper ini pasti sangat menyentuh. Mending ya, untuk saran aja, bagi yang mudah baper, kalian harus siap2 tissue dulu deh, soalnya kemungkinan besar air mata kalian akan mengalir deras sekaliii.
Aku sangat suka sekali dengan sang pengarang. Ia mampu menyusun karya yang sangat memukau. Menyuguhkan latar bernuansa asing di negeri kicir angin, ditemani dengan langit mendung abu-abu nya, padang bunga matahari, bunga tulip dan tempat2 excited disana serta meracik rasa buku itu dengan special dan romantis. Ia juga membuat kita, para pembaca, seperti ikut masuk menjadi pemeran utama dalam buku. Ya, menjadi Louise.
Louise wanita yang biasa saja, yang jatuh cinta terhadap first love nya Davin, orang yang tak pernah ia lupakan orang yang selalu hadir dalam mimpinya, Lalu bertemu dengan Gerard yang wah banget, dia sangat romantis, perhatian, aduh tipe para cewek banget deh, Gerard tuh romantis banget, aku suka deh. Dia suka kasih kejutan ke Louise, dia ga gampang nyerah, dia rela ngelakuin apa aja demi Louise, dia mau ngos-ngosan mengejar cinta Louise dan tanpa kenal lelah, selalu percaya, dan berharap. Tapi sayang perjalanan cinta nya ke Louise sangat berliku-liku walau endingnya happy juga sih. Serta satu pria yang berkesan lagi, ya Ben, kembaran Davin yang tinggal di Belanda, yang menemani Louise sepeninggalnya Davin, yang selalu mengirimkan doa2 yang dibuat Davin untuk Louise selama satu tahun melalui email rahasia, dan juga orang yang mencintai Louise sepenuh hati, yang rela membiarkan Louise bahagia, walau Louise hanya menganggap Ben sebagai bayang-bayangnya Davin. Namun, Ben ini juga berkesan dalam hidupnya karena ia memberikan yang terbaik kepada Louise, mengubah kesedihannya menjadi keceriaan, dgn berbagai kejutan tak terduga yang ia berikan. Sampai kejutan terakhir yang membuat aku wah banget pas baca, Ben menyiapkan satu ruangan berisi seluruh tentang Louise dan memberikannya, di napas terakhir hidupnya. Sedih ya, terharu gimana gitu deh kalau readers pada baca. Tapi ya walau sedih sih emang, menurut aku mah bagian sama Gerard yang bener2 bisa ngetouched banget hehehe. Ya, kalau readers baca, kalian juga bisa bandingin sendiri deh mana cowok idaman nya hehehe:p Walau banyak konflik dan mengharukan, tapi untuk bocoran aja, story ini happy ending kok, hehe, ga selama nya buat ngejleb hehehe.
So readers, kalau kalian suka membaca novel, ini resensi yang tepat banget deh! Kalian pasti sukaaa, berani jamin wkwkwk. BUT BTW, UNTUK READERS YANG BAPER, JANGAN LUPA SIAP TISSUE YA!

Oh iyaaa, aku juga mau berbagi beberapa kutipan yang wah wow banget deh dari novel ini. Kutipannya menyentuh, like banget deh hehe
So here it is... 
  • "Dia bagaikan pohon untukku. Saat dia masih kecil, dia memberiku kebahagiaan karena keindahannya. Saat pohon itu tumbuh besar, dia menjadi tempat bersandarku. Dengan batangnya yang keras dan kokoh, dia tidak pernah mengatakan "tidak" saat aku ingin bersandar padanya. Dengan daun-daunnya, dia melindungi aku dari hujan dan panas matahari. Dia selalu berusaha melindungiku, memberi yang terbaik untukku. Dan dia selalu tahu cara membuatku tersenyum lagi."  -Louise
  • “Kamu mungkin nggak bisa jadi apa-apa untukku, tapi setidaknya kasih aku kesempatan untuk menjadi sesuatu buat kamu.” - Louise 
  • “Dalam hidupku, aku hanya ingin punya arti untuk kamu. Apapun itu. Nggak lebih.” - Davin 
  • “Aku tidak mau jadi bayang-bayang kamu, Aku mau jadi bayangan bersamamu. Menari bersama matahari. Dan bayangan kita berdua akan menari bersama-sama. Apa kamu mau melakukannya bersama ku?” -Ben 
  • “Kamu harus belajar mendengar hati kecilmu.” - Oom Kael 
  • “Capek larinya? masih ngos-ngosan? Seperti itulah aku lelahnya mengejar kamu sampai disini. Seperti itulah caraku bernapas setiap hari karena mengejar kamu.” - Gerard
  • "Mereka mencintai aku seperti bunga matahari. Dan aku mencintai mereka seperti warna abu-abu. Tidak memihak kepada siapa-siapa. Aku memberikan cinta yang sama seperti warna abu-abu. Abu-abu yangtidak hitam dan tidak putih." -Louise

No comments:

Post a Comment